Jalan Lain ke Syurga adalah Menjadi Ibu

Kamis, 31 Maret 2022

Bahasa Gerbang Rumah

Tinggal di perumahan sudah tentu akan menemui banyak rumah bergerbang. Bukan hanya modelnya yang beragam, tapi cara pemilik rumah mengfungsikannya pun ternyata berbeda-beda. Hal ini membuat saya berfikir untuk menyusun satu bahasa gerbang. Yaitu bahasa yang bisa kita susun sebagai suatu kesepakatan tidak tertulis untuk mengartikan maksud yang ingin dituju oleh pemilik gerbang. Tentunya setelah saya mengamati dan melakukan observasi terhadap tetangga-tetangga saya😃. Oke, langsung saja inilah beberapa bahasa gerbang: 1. GERBANG TERTUTUP DAN TERGEMBOK artinya si pemilik rumah sedang pergi, dan anda sebagai tamu dilarang masuk. Meskipun anda adalah seorang polisi sekalipun. Oleh karenanya bahasa ini sering disalahgunakan oleh orang yang "bersembunyi" entah dari masyarakat ataupun dari polisi🤔 2. GERBANG HANYA TERTUTUP, TIDAK DIKUNCI/DIGEMBOK artinya jika anda sebagai tamu ingin berkunjung silakan masuk saja ke teras. Ada boleh membuka gerbangnya lalu mengetuk pintunya. Biasanya pemilik rumah suka dengan privasinya, tapi tetap terbuka dengan masyarakat. 3. GERBANG TERTUTUP DAN TERKUNCI artinya pemilik rumah sangat suka privasinya. Jika anda ingin bertamu, cukup di luar gerbang. Tapi sayangnya pemilik rumah sering lupa memasang bel di gerbangnya. Sehingga tamu harus teriak2 dari luar gerbang. 4. GERBANG TERBUKA artinya pemilik rumah sangat terbuka dengan masyarakat. Anda sebagai tamu sangat boleh ke teras dan tetap mengetuk pintu. Anda boleh meminta sesuatu (bagian tanaman) tanpa harus selalu izin. Demikian, semoga bermanfaat.

Kamis, 24 Maret 2022

Mendukung Potensi Anak

Setiap anak dilahirkan sebagai pemenang. Setiap anak diciptakan sebagai mahluk yang sempurna. Masing-masing anak pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Jangan fokus pada kekurangan anak, karena hal tersebut hanya akan menyita waktu kita sebagai orang tua. Terutama untuk hal-hal di luar akidah dan agamanya. Akidah dan agama adalah nomer 1 yang harus diurus. Jika dirasa ada kekutangan pada anak kita, tentulah harus segera diperbaiki. Tapi untuk hal-hal lain seperti pelajaran di sekolah, hobi, potensi dll, lihatlah berdasarkan kelebihan atau potensi yang ia miliki. Zufar Atsari, anak kedua saya terlihat potensinya mulai kelas 3SD. Ia mulai menyukai kegiatan menggambar dan menulis. Ini bagian dari ikhtiar saya mendukung potensinya dalam menggambar. Meskipun demikian tetap sebagai orang tua kita wajib mengarahkan agar hobinya ini tidak melanggar agama.