Jalan Lain ke Syurga adalah Menjadi Ibu

Rabu, 12 September 2012

Bila Abi harus BELANJA



Biasanya, dalam sebuah rumah tangga urusan ke pasar selalu menjadi agenda seorang ibu. Kata siapa belanja hanya bisa dilakukan oleh wanita? Padahal, belanja yang dilakukan oleh para lelaki justru lebih efektif. Mengapa?
Memang, antara suami dan istri pasti sudah ada pembagian pekerjaan rumah masing-masing. Pada umumnya seorang ayah atau suami bekerja di luar untuk mencari nafkah, sehingga seorang istri atau ibu yang membelanjakan nafkah tersebut ke pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, ketika seorang istri atau ibu berhalangan atau tidak mampu melakukan hal ini (red: belanja) karena sesugatu hal, seperti hamil tua, usai melahirkan, atau sakit, maka mau tidak mau suami harus mau menggantikan sementara. Apalagi kalau anak-anak masih kecil dan belum bisa menggantikan tugas sang ibu.
Seperti yang sudah saya katakan di atas, sebenarnya belanja yang dilakukan oleh para ayah/suami/lelaki justru lebih efektif, karena secara fitrah lelaki lebih kuat dari wanita. Kaum lelaki memiliki lebih banyak tenaga untuk menjelajahi pasar dan menenteng belanjaan lebih banyak dari wanita. Namun, lelaki juga memiliki kelemahan yang membuatnya jarang melakukan hal ini (red: belanja). Lelaki lebih kurang sabar memilih dan memilah belanjaan, serta malas menawar harga. Untuk itu, ada sedikit tips untuk para ayah/abi/suami/lelaki jika terpaksa mendapatkan tugas mulia menggantikan seorang umi/ibu/istri/wanita untuk berbelanja ke pasar.
1.       Jika membawa anak kecil atau balita, pastikan anak tersebut merasa nyaman dalam gendongan/gandengan/troli. Jika pergi ke pasar tradisional, pastikan si anak tidak kepanasan atau kegerahan. Gunakanlah payung atau topi dan jangan gunakan jaket.
2.       List terlebih dahulu barang-barang yang akan dibeli dan harganya, agar bisa mendapatkan barang dengan harga yang sesuai. Tanyakan harga biasanya yang didapatkan oleh istri.
3.       Jika Anda belum pernah sama sekali ke pasar atau swalayan, minta istri untuk menceritakan di mana saja ia biasanya mendapatkan barang. Contoh: “Saya biasa membeli tempe di lapak yang dekat gerbang.” Atau “Yang menjual ragi ada di lapak bagian belakang” atau “Tofu ada di bagian gang sayur-mayur” dll.
4.       Selamat berbelanja!