Jalan Lain ke Syurga adalah Menjadi Ibu

Selasa, 28 Juni 2022

Karya Zufar Atsari

Bissmillahirrohmaanirrohim Mungkin Zufar Atsari kelak akan menjadi ilustrator sholeh yang handal. Lukisan tangannya sungguh apik. Umi doakan kelak engkau bisa bermanfaat untuk umat dengan kemampuanmu ini.

Kamis, 31 Maret 2022

Bahasa Gerbang Rumah

Tinggal di perumahan sudah tentu akan menemui banyak rumah bergerbang. Bukan hanya modelnya yang beragam, tapi cara pemilik rumah mengfungsikannya pun ternyata berbeda-beda. Hal ini membuat saya berfikir untuk menyusun satu bahasa gerbang. Yaitu bahasa yang bisa kita susun sebagai suatu kesepakatan tidak tertulis untuk mengartikan maksud yang ingin dituju oleh pemilik gerbang. Tentunya setelah saya mengamati dan melakukan observasi terhadap tetangga-tetangga saya😃. Oke, langsung saja inilah beberapa bahasa gerbang: 1. GERBANG TERTUTUP DAN TERGEMBOK artinya si pemilik rumah sedang pergi, dan anda sebagai tamu dilarang masuk. Meskipun anda adalah seorang polisi sekalipun. Oleh karenanya bahasa ini sering disalahgunakan oleh orang yang "bersembunyi" entah dari masyarakat ataupun dari polisi🤔 2. GERBANG HANYA TERTUTUP, TIDAK DIKUNCI/DIGEMBOK artinya jika anda sebagai tamu ingin berkunjung silakan masuk saja ke teras. Ada boleh membuka gerbangnya lalu mengetuk pintunya. Biasanya pemilik rumah suka dengan privasinya, tapi tetap terbuka dengan masyarakat. 3. GERBANG TERTUTUP DAN TERKUNCI artinya pemilik rumah sangat suka privasinya. Jika anda ingin bertamu, cukup di luar gerbang. Tapi sayangnya pemilik rumah sering lupa memasang bel di gerbangnya. Sehingga tamu harus teriak2 dari luar gerbang. 4. GERBANG TERBUKA artinya pemilik rumah sangat terbuka dengan masyarakat. Anda sebagai tamu sangat boleh ke teras dan tetap mengetuk pintu. Anda boleh meminta sesuatu (bagian tanaman) tanpa harus selalu izin. Demikian, semoga bermanfaat.

Kamis, 24 Maret 2022

Mendukung Potensi Anak

Setiap anak dilahirkan sebagai pemenang. Setiap anak diciptakan sebagai mahluk yang sempurna. Masing-masing anak pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Jangan fokus pada kekurangan anak, karena hal tersebut hanya akan menyita waktu kita sebagai orang tua. Terutama untuk hal-hal di luar akidah dan agamanya. Akidah dan agama adalah nomer 1 yang harus diurus. Jika dirasa ada kekutangan pada anak kita, tentulah harus segera diperbaiki. Tapi untuk hal-hal lain seperti pelajaran di sekolah, hobi, potensi dll, lihatlah berdasarkan kelebihan atau potensi yang ia miliki. Zufar Atsari, anak kedua saya terlihat potensinya mulai kelas 3SD. Ia mulai menyukai kegiatan menggambar dan menulis. Ini bagian dari ikhtiar saya mendukung potensinya dalam menggambar. Meskipun demikian tetap sebagai orang tua kita wajib mengarahkan agar hobinya ini tidak melanggar agama.

Rabu, 23 Februari 2022

Management Pakaian Ala Fanirosa

Sebagai ibu rumah tangga dan wirausaha, tidak mudah membagi waktu jika tidak diatur dengan baik. Belum lagi ditambah dengan kegiatan-kegiatan sosial dan amanah-amanah di organisasi. Bisa puyeng tujuh keliling jika tidak dimanagement. Paling puyeng itu ketika masih ada bayi atau balita. Balita masih mending ya jika ia sudah lepas dari ASI. Tapi jika ibu masih memiliki bayi, tentunya hampir 90% waktunya digunakan untuk mengurus bayi. Lalu bagaimana mengurus anggota keluarga yang lain, pekerjaan rumah tangga dan suami, serta pekerjaan tambahan? Bagaimana pula mengatur waktu untuk kegiatan sosial di organisasi atau amanah-amanah di masyrakat? Saya ada beberapa tips yang sudah saya praktekkan dalam kehidupan saya. Semoga bisa diambil manfaatnya ya. Diantaranya dengan mengurangi waktu mencuci. Mencuci pakaian janganlah setiap hari. Ambil 1 atau 2 hari dalam 1 minggu untuk mengurus cucian pakaian. Misalnya seperti ini: 1. Hari sabtu mencuci, jika terlalu banyak, sisanya lanjutkan hari minggu. 2. Lebih baik mulailah dini hari. Jika cuaca cerah/tidak hujan, selesai sholat subuh langsung jemur, mumpung bayi masih tidur. Supaya jam 11.00 sudah kering dan jemuran bisa digunakan untuk sisa cucian yang belum dijemur. 3. Lansung lipat secara sederhana pakaian yang sudah kering, agar tidak terlalu kusut sehingga tidak perlu disetrika. Terutama untuk pakaian harian anak-anak. Ini akan sangat menghemat waktu setrika anda. 4. Saat menjemur, pastikan semua bagian pakaian tidak ada yang menggumpal atau tergulung. Sehingga ketika kering pakaian akan rapi dan tidak kusut. Matahari bagaikan setrika alami! Masya Allah... 5. Setrika hanya pakaian penting saja, seperti seragam sekolah, baju ibadah (koko) dan beberapa gamis/jilbab yang nampak kusut dan biasa digunakan untuk pengajian. Selebihnya cukup dilipat saja. Nah, praktis bukan? Demikian, semoga bermanfaat. Selamat mencoba.

Selasa, 08 Februari 2022

Perbedaan Bayi Perempuan dan Bayi Laki-laki

Perbedaan ini hanya berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang ibu dari 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan ya. 1. Saat hamil, bayi laki-laki lebih sering "ngebo" bahasa Jawanya. Atau tidak mengalami mual yang berlebihan. Dar trimester pertama hingga masuk persalinan pun makan masih enak-enak saja. Nafsu makan selalu baik. Tapi ketika hamil keempat, pada trimester pertama kurang lebih 2 bulan saya mengalami mual-mual (tanpa muntah) yang berlebihan. Hingga anak-anak saya mengira saya sedang sakit. Setiap lapar terasa eneg, dan setelah makan juga eneg. Saya perlu rebahan dan menenangkan diri setiap habis makan, supaya makanan tidak keluar (muntah). 2. Pada 1x24 jam pertama kehidupannya, ia lebih memilih tidur daripada menyusu. Sehingga untuk melaksanakan IMD sangatlah sulit. Bayi tidak mau mencari puting ibunya. Ketika dipaksa menyusu pun ia tidak mau membuka mulutnya dan mengenyot. 3. Bayi perempuan suka menyapu 4. Apa lagi ya? Silakan isi di komen

Senin, 31 Januari 2022

Ikhtiar Punya Bayi Perempuan

Alhamdulillah... Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimush shalihat Segala Puji bagi Allah, dengan kenikmatan dari-Nya menjadi sempurna semua amal kebaikan. Setelah 12th pernikahan, akhirnya saya dan suami dikaruniai seorang anak perempuan. Sungguh bersyukur dan bahagia kami rasakan. Ibarat buka puasa, terasa membahagiakan karena telah seharian menahan lapar dan dahaga. Begitu pun kami, merasa sangat bahagia mendapatkan anak perempuan, karena telah melalui berbagai ujian hidup dalam rumah tangga. Apalagi uniknya, sebelum lahiran kami sempat mendapatkan musibah kebanjiran. Penasaran seperti apa ceritanya? Stay Tune, ya, bila perlu follow us di blog ini. Lain kali In Syaa Allah saya ceritakan. Tapi kali ini, saya mau share pengalaman ikhtiarnya dulu nih. Biar yang kepengin punya anak perempuan, bisa mencoba ikhtiar yang saya lakukan. Beberapa orang berfikir, kalau lagi hamil jangan ngucap kepengin punya anak laki-laki atau perempuan, nanti malah tidak dikasih. Nah loh, kalau saya keyakinannya kebalikan dari itu. Kalau pengin sesuatu ya harus minta, ungkapkan kepada yang menciptakan. Yang menciptakan bayi kan Allah, ya minta aja, toh gratis kok. Justru semakin sering kita minta, semakin suka Allah kepada kita. Asalkan mintanya jangan maksa ya. Tahu diri lah. Kita minta ya baik-baik lah. Puji-puji Allah, nurut dong sama perintah Allah. Dan selanjutnya kita ikhtiar. Ikhtiar sesuai dengan hal-hal yang diperbolehkan Agama, jangan ikhtiar dengan hal-hal yang dilarang Agama. Sebelumnya, saya mau cerita dulu nih, kenapa saya pengin share hal ini. Karena bagi saya, kita menginginkan sesuatu tanpa ikhtiar, hanya bikin penasaran saja. Misal begini, saya pengin punya anak perempuan, jika saya sudah ikhtiar tapi masih dikasih anak cowok, maka saya akan lebih yakin dengan ketentuan Allah. Pasti itu yang terbaik untuk saya. Tapi kalau saya tidak ikhtiar, takutnya saya justru akan menyalahkan takdir. Padahal takdir tidak salah apa-apa. Kita sendiri yang salah tidak pernah mau minta dan ikhtiar. Begitu ya sekiranya pikiran saya. Bisa dipahami? Sebelumnya saya melahirkan 3 kali anak laki-laki tanpa memperhatikan makanan, hari pembuahan dll. Semua bena-benar lillahita'ala, terserah Allah deh mau kasih jenis kelamin apa. Meski harap-harap punya anak perempuan sudah dari pertama menikah. Tapi 100% belum ada ikhtiar apa-apa untuk mewujudkan harapan tersebut. Akhirnya melahirkan itu menjadi sebuah surprise yang harap-harap cemas. di kelahiran ke-4, saya benar-benar merencanakan sejak program kehamilannya. Ikhtiar yang saya lakukan, diantaranya: 1 Memperhatikan makanan. Meski keadaan ekonomi sedang sulit (karena pandemi), saya tetap mengusahakan konsumsi makanan yang mengandung asam, diantaranya yoghurt. Saya hanya minum pada hari di mana akan melakukan kegiatan "bercocok tanam". Lebih baik lagi jika dkonsumsi sebelum dan sesudah bercocok tanam. Makanan yang mengandung asam bisa membuat kromosom Y mati, dan membuat kromosom X bertahan. 2. Memperhatikan hari bercocok tanam. Hari bercocok tanam yang tepat untuk menghadirkan lebih banyak kromosom X adalah 1-2 hari sebelum puncak masa subur. Bagaimana menghitungnya? kalau saya sederhana saja. Berapa hari biasanya kamu suci? Jika haid teratur, maka ini dapat dilakukan dengan mudah. Misalnya saya masa suci 28 hari, maka 28:2=14. Maka puncak kesuburan adalah hari ke-14 setelah haid selesai. 1-2 hari sebelum hari ke-14 adalah hari yang baik untuk bercocok tanam. 3. Ikhtiar langit dengan rajin berdoa dan berdzikir "Ya Kholiq" dan "Ya Mushowwir" yang artinya Wahai Dzat yang Menciptakan dan Wahai Dzat Yang Membentuk Rupa. Jangan lupa minta di sepertiga malam agar lebih mustajab. Sekiranya itu saja yang bisa saya share di sini. Semoga bermanfaat.

Minggu, 15 November 2020

Manfaat Bedong dan Gurita untuk Bayi

 Assalamualaikum...

Sudah berapa tahun ya, saya off nulis di blog ini?

Kali ini, sembari menunggu kelahiran anak yang ke-4, saya kembali belajar, dan menjadi pejuang VBAC. 

Alhamdulillah, kesempatan belajar itu sungguh nikmat yang luar biasa.

Kali ini saya ingin berbagi soal BEDONG dan GURITA. Di zaman modern seperti ini, masih perlukah kedua benda di atas???

Saya rangkumkan dari chanel ensiklopedi dokter, beginilah kesimpulannya.

Kita kembalikan kepada: "Apa sih manfaat kedua benda tersebut?" 

Sebenarnya gurita dan bedong bermanfaat sekedar untuk menghangatkan tubuh bayi. Sama halnya dengan fungsi pakaian pada umumnya.

Jadi salah besar jika menggunakan gurita dan bedong dengan ketat dengan maksud meluruskan kaki bayi dan mencegah perut bayi jadi besar. 

Baby new born memang memiliki perut lebih besar dari badannya. Dan kakinya memang bengkok. Biarkan kakinya berkembang dan lurus dengan sendirinya. Jika terlalu ketat mengikat bedong, maka justru bisa berbahaya karena bisa mengubah struktur tulang bayi.

Demikian pula dengan gurita. Jika terlalu ketat, bisa membuatnya sesak.

Semoga tulisan ini bermanfaat.